Senin, 11 April 2011

Kereta Cepat

Ketika Richard Trevithick memperkenalkan lokomotif uap pada tanggal 21 February 1804, kereta tsb melaju dengan kecepatan 8 km/jam (5 mph). Pada tahun 1815, seorang Inggris yang bernama George Stephenson membuat locomotif uap untuk barang yang pertama di dunia, digunakan oleh pertambangan Killingworth. Pada tahun 1825, dia memperkenalkan kereta api penumpang pertama, yang dapat melaju dengan kecepatan 25 km/jam (16 mph). Saat ini kereta dapat 'melayang' diatas rel dengan kecepatan 500 km/jam (311 mph). Dan memang benar-benar melayang, karena tidak menyentuh sama sekali pada relnya.








Kebutuhan akan kereta api cepat semakin meningkat sejak Jepang memperkenalkan kereta api peluru Shinkansen pada tanggal 1 Oktober 1964, yang menandai dibukanya Olimpiade Asia yang pertama di Tokyo. Kereta api peluru membuktikan bukan hanya mengagumkan saja, tetapi juga layak dipasarkan sebagai kereta api tercepat.

Diawal tahun 70-an, negara Perancis membuat TGV (Train Grande Vitesse). TGV adalah versi Perancis untuk jenis kereta api kecepatan tinggi. Masih ada lagi yang lainnya: bahkan lebih dari 350 buah. ICE3, buatan Siemens, Jerman, mencapai kecepatan 330 km/jam (206 mph). Eurostar dengan kapasitas 700 penumpang melaju dengan kecepatan 300 km/jam (188 mph), dengan sumber daya 2 motor penggerak berkekuatan 12,200 kW. Team gabungan Siemens dan French Alstrom membuat Spanish Talgo, yang mencapai kecepatan 350 km/jam (218 mph). Di Australia, Speedrail TGV yang menghubungkan Sydney-Canberra berjalan dengan kecepatan hingga 360 km/jam (225mph) di tahun 2004. Di Amerika Serikat sendiri, Acela, akan melaju dengan kecepatan 320 km/jam (200 mph). Bahkan China pun telah merancang jenis kereta api baru berkecepatan tinggi yang menghubungkan kota Beijing dan Shanghai sejauh 1,280 km (800 miles). KEreta api berkecapan tinggi juga terdapat di Inggris, Itali, Belgia, Belanda, Switzerland, Taiwan dan Korea Selatan. Tapi mungkin hanya Jepang yang diketahui memiliki kereta api Super cepatnya, yang melaju dengan kecepatan 552 km/jam (345 mph).
Untuk mencapai kecepatan yang mengagumkan ini, dibutuhkan kecanggihan juga untuk mengembangan sistem baru dalam perancangan jalur rel.

Pada jalur rel kereta TGV, bagian relnya dilas dengan baja hibrid dan beton, yang diletakkan diatas bantalan balas yang tebal. Kombinasi antara faktor sudut dan superelevasi sangat menentukan terwujudnya kecepatan super ini: radius jarak 5 km (3 mil) dianggap terlalu pendek. Diantara tiap gerbong dihubungkan dengan 2 poros semi permanen.

Pada kerete Maglev sistem yang digunakan adalah tenaga elektromaknit antara maknit superkondukting pada badan kereta dengan koil pada bantalan rel. Pada saat maknit melewati dengan kecepatan tinggi, sebuah daya listrik muncul pada koil, yang mengakibatkan terjadinya medan elektromaknit sementara. Hasilnya, terjadi dua tenaga, yang saling mendorong dan menarik maknit superkondukting sehingga kereta melayang diatas bantalan rel. Daya ini pula menyebabkan kereta dapat melaju dengan kecepatan sangat tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar