Minggu, 17 April 2011

Sejarah Tank


Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Ciri utama tank adalah pelindungnya yang biasanya adalah lapisan baja yang berat, senjatanya yang merupakan meriam besar, serta mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan. Meskipun tank adalah kendaraan yang mahal dan membutuhkan persediaan logistik yang banyak, tank adalah senjata darat paling tangguh dan serba-bisa pada medan perang modern, dikarenakan kemampuannya untuk menghancurkan target darat apapun, dan efek mentalnya terhadap infanteri.







Pada masa di antara dua perang dunia ini, dikembangkan berbagai macam kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank sedang atau tank cruiser, lebih berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berjalan lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat membuatnya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank sedang akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini akhirnya dikembangkan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.


 Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur paling penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan lebih lagi melawan tank legendaris T-34 milik Uni Soviet. Dan pada akhir perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank paling berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada akhir perang, tank sedang standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.
Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh lebih baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tapi kualitas suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan mengakibatkan getaran yang besar yang dirasakan pengendara, ini akan mengakibatkan sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan membuat penembakan sambil berjalan menjadi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.
Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, jadi diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, sehingga berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan banyak meriam, seperti T-28 dan T-35 buatan Uni Soviet, ditinggalkan.



Senjata utama tank adalah meriamnya, yang ukurannya hanya dilampaui oleh howitzer artileri yang besar. Biasanya ukuran kaliber tank Barat adalah 120 mm dan tank Timur 125 mm. Meriam tank bisa menembakkan peluru penetrator energi kinetik (KE) dan peluru high explosive (HE). Beberapa tank juga bisa menembakkan rudal atau roket melalui meriamnya, yang dapat memperjauh jarak jangkauan dan memungkinkan untuk menghancurkan target udara. Pada umumnya tank memiliki senapan mesin yang sejajar (coaxial) dengan meriam utama. Senapan mesin ini umumnya berkaliber kecil antara 7,62 mm sampai 12,7 mm untuk digunakan menghadapi target infanteri, tetapi ada beberapa tank Perancis yang menggunakan senjata coaxial kaliber besar 20 mm seperti tank AMX-30, yang bisa digunakan untuk menghancurkan kendaraan lapis baja ringan. Selain meriam utama dan senjata sekunder, tank juga biasa dilengkapi dengan senapan mesin anti pesawat udara yang berada di atap tank.Dahulu, meriam tank dibidik menggunakan mata saja sehingga kurang akurat, apalagi bila tank sedang berjalan ketika meriam akan ditembakkan. Sekarang tank modern memiliki banyak peralatan canggih untuk membantu meningkatkan akurasi. Giroskop digunakan untuk menstabilkan meriam utama; pengukur laser digunakan untuk menghitung jarak ke target; komputer digunakan untuk mengkalkulasikan ketinggian dan sudut tembak, dengan memperhitungkan kecepatan angin, suhu udara, dan faktor-faktor lainnya.


Tank pada umumnya memakai mesin diesel, karena diesel tidak mudah terbakar walaupun terkena panas yang sangat tinggi. Pada beberapa rancangan, seperti pada tank Merkava Israel, tangki bahan bakar diesel diletakkan mengitari kru, dan secara efektif menjadi lapisan pelindung kedua. Selain itu, mesin diesel juga lebih ekonomis dan bisa memberikan jangkauan yang lebih banyak dari mesin lain. Kelemahannya adalah mesin diesel sulit untuk dinyalakan dan terasa kurang bertenaga. Selain itu, asap tebal yang dihasilkan juga menyulitkan untuk menyerang secara diam-diam. Penggunaan mesin bensin memiliki kelemahan yang bertolak belakang dengan mesin diesel. Bensin sangat mudah terbakar, mengharuskan tangkinya diletakkan jauh dari kru. Selain itu, jarak jangkaunya lebih kecil. Keunggulannya adalah mesinnya dapat lebih mudah dinyalakan dan bertenaga tinggi, serta suaranya lebih kecil dari mesin diesel dan mesin turbin. Tank-tank yang lebih baru seperti tank Leopard Jerman memiliki mesin pembakaran dalam multi-bahan bakar, yang dapat menerima diesel, bensin, dan bahan bakar lainnya.
Mesin turbin juga populer pada tank-tank terbaru. Mesin ini bisa mengeluarkan tenaga yang besar dan lebih efisien dari mesin lainnya. Kelemahannya adalah, pada kecepatan paling rendah pun mesin ini tetap mengkonsumsi bahan bakar seperti biasa, yang jauh lebih banyak daripada mesin lain pada kecepatan rendah. Pada Perang Teluk, M1 Abrams Amerika Serikat membakar banyak bahan bakar hanya untuk tetap menyalakan peralatan infra-merah dan elektronik lainnya, sementara tank lain dapat menghemat bahan bakar dengan menurunkan kecepatan mesin.


Sumber:
www.kaskus.us

Selasa, 12 April 2011

Perkembangan Kapal Selam

  

Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut memiliki dan mengoperasikan kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya di masing-masing negara berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk keperluan ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelaman oleh manusia. Dalam program ini akan diuraikan mengenai seluk beluk kapal selam, mulai dari sejarah, perkembangannya, manfaat sampai pada cara kerjanya. Setelah membaca tulisan ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai seluk-beluk kapal selam. 


Sejarah perancangan kapal selam dimulai pada tahun 1578 oleh seorang ahli matematika bernama William Bourne. Ia merancang sebuah kapal yang dilapisi oleh kulit yang kedap air, namun hal tersebut tidak dapat diwujudkan. Kemudian pada tahun 1620, seorang warga Jerman bernama Cornelis Drebbel, membuat kapal yang berhasil menyelam sedalam 360 sampai 450 cm dengan didayung oleh 12 orang. Seorang pastor Italia bernama Giovanni Alfonso Borelli pada tahun 1680 juga merancang kapal selam yang digerakkan dengan dayung dan memakai kantung-kantung pengapung dari kulit kambing. Namun rancangan itu tetap tinggal di atas kertas, dan baru terwujud ketika orang Inggris, Nethaniel Symons mengkopinya tahun 1747 dan menguji perahunya di Sungai Themes. Kapal ini mampu bertahan di dalam air selama 45 menit. Kapal selam sederhana tanpa dayung serta peralatan yang lebih maju dimulai oleh David Bushnell pada tahun 1775. Kapal selam ciptaannya berbentuk seperti telur, terbuat dari kayu. Kapal selam dengan penggerak bukan manusia dimulai oleh Robert Fulton. Ia menggunakan mesin uap untuk menjalankan kapalnya dan untuk memudahkan kapal meluncur maju, kapal ini dibuat dengan bentuk cerutu. Kapal cerutu ini membawa 2 awak kapal dan sudah mampu menyelam selama beberapa jam. 


Pada tahun 1954, Angkatan Laut Amerika Serikat membuat sejarah baru dengan meluncurkan kapal selam pertama bertenaga nuklir bernama Nautilus. Nautilus pun menjadi kapal selam pertama yang berhasil melintasi Kutub Utara pada tahun 1958. Prestasi lain diukir oleh kapal selam Triton yang berhasil mengarungi seluruh lautan di dunia pada tahun 1960. Kapal ini mampu melintasi jarak sejauh 66.970 km dalam waktu 84 hari saja. Bukan cuma itu, pada tahun 1960 AS juga telah mulai melengkapi kapal-kapal selam mereka dengan peluru kendali (rudal) antar benua yang bisa melewati 1.930 km dan menghancurkan sasaran yang dituju.

PERKEMBANGAN KAPAL SELAM

a. Era tahun 1700an
Pada tahun 1775, David Bushnell membuat sebuah kapal selam yang diberi nama Turtle atau Penyu. Pada tahun 1799 Robert Fulton membuat sebuah kapal selam yang berukuran 7,4 m dan berbentuk seperti kapal selam modern. Kapal ini mampu menyelam selama 6 jam dan membawa empat orang awak di dalamnya. 












b. Era tahun 1800an.
Pada tahun 1850, Wilhelm Bauer menghasilkan kapal selam bergelar Brandtaucher (Penyelam Api) dan tahun 1855 menghasilkan kapal selam Seateufel (Setan Laut) sepanjang 52 kaki untuk tentara laut imperial Rusia. Pada tahun 1886 sebuah kapal selam buatan Spanyol yang menggunakan dua motor elektrik 30 tenaga kuda diluncurkan. Selanjutnya, Perancis meluncurkan Gymnote (Belut) pada April 1887. Pada Februari 1896 Kementerian Laut Perancis mengadakan pertandingan untuk membuat kapal selam dengan bobot 200 ton. Maxime Laubeuf, seorang Perancis berhasil mengalahkan 20 peserta dari seluruh dunia dengan kapal selam Narval.


c. Era tahun 1900an
Firma Krupps dari Jerman membuat 1 kapal selam kecil untuk Rusia pada tahun 1902-1903. Setelah itu, Rusia menambah 3 lagi kapal selam. Kapal selam jenis Karp mempunyai mesin minyak tanah yang lebih baik dari pada mesin petrol tetapi menghasilkan asap tebal. Pada tahun 1906, pihak Jerman mulai menggunakan kapal selam bermesin diesel untuk pergerakan di permukaan air. Kapal selam yang lebih maju lagi dimiliki oleh Angkatan Laut AS pada tahun 1900. Penciptanya bernama John PG Holland dan kapalnya dinamakan Holland yang panjangnya 1.590 cm, dijalankan dengan tenaga mesin bensin dan listrik. Karena merupakan bagian peralatan militer, kapal ini dilengkapi dengan persenjataan, di antaranya adalah torpedo. 

JENIS-JENIS KAPAL SELAM

a. Jenis kapal selam berdasarkan tenaga penggerak
Berdasarkan tenaga penggeraknya, kapal selam terbagi dalam tiga jenis yaitu kapal selam diesel, kapal selam nuklir, dan kapal selam tanpa mesin.
1. Kapal Selam Diesel
Kapal selam bertenaga mesin diesel merupakan jenis kapal selam konvensional. Mesin diesel dihidupkan saat kapal berada di permukaan air untuk mengisi baterai sebagai sumber listrik yang menghidupkan motor elektrik pemutar baling-baling saat kapal menyelam.

Pada kapal selam diesel modern, mesin dapat dihidupkan di kedalaman periskop, karena dilengkapi dengan saluran hisap dan buang mesin setinggi tiang periskop, sehingga kapal selam tidak harus berada di permukaan air. Kapal selam jenis ini mempunyai daya jangkau yang terbatas karena kapasitas bahan bakar solar serta hanya mampu menyelam selama 3 jam saja, namun dapat diatasi dengan menggunakan blok baterai dengan bahan dan kualitas yang lebih baik. Kapal selam bertenaga diesel merupakan contoh yang sangat bagus bagi sebuah kendaraan hybrid. Kebanyakan kapal-kapal selam bertenaga diesel mempunyai dua atau lebih mesin diesel. Mesin-mesin diesel tersebut bisa menjalankan baling-baling atau bisa juga menjalankan generator yang mengisi ulang kumpulan baterai yang sangat besar. Atau bisa juga bekerja bersamaan, dimana satu mesin menjalankan baling-baling dan yang lainnya menjalankan generator. Keunggulan kapal selam mesin diesel selain dari segi harga, juga pada desain yang lebih kecil dibandingkan kapal selam bertenaga nuklir, sehingga kecil kemungkinan terdeteksi sonar serta mampu bermanuver pada sudut yang cukup tajam.



2. Kapal Selam Nuklir
Kapal selam bertenaga nuklir menggunakan reaktor-reaktor nuklir, turbin-turbin uap, dan reduction gearing untuk menjalankan mesin baling-baling utama. Tenaga nuklir ini menimbulkan gaya dorong ke depan maupun ke belakang di dalam air. Tenaga nuklir dalam sebuah kapal selam menyediakan manfaat yang besar. Generator nuklir tidak memerlukan oksigen, sehingga sebuah kapal selam nuklir bisa bertahan di bawah air selama seminggu setiap kali menyelam. Selain itu, bahan bakar nuklir bertahan lebih lama dibanding bahan bakar diesel. Sebuah kapal selam nuklir tak perlu muncul ke permukaan atau ke sebuah pelabuhan untuk mengisi bahan bakar serta dapat bertahan lebih lama di dalam laut. 



3. Kapal Selam Tanpa Mesin
Jenis kapal selam tanpa mesin (engineless) disebut bathyspher. Sebelum bathysphere, dikenal dengan lonceng selam (diving bell), berbentuk lonceng dalam air dengan lantai terbuka. Udara dipompa masuk oleh kru di atas kapal agar penyelam/peneliti dapat tinggal lebih lama di bawah air. 








Berdasarkan fungsinya kapal selam terbagi dua yaitu kapal selam militer dan kapal selam non militer.
1. Kapal selam militer
Kapal selam militer merupakan kapal selam yang digunakan untuk kepentingan perang maupun untuk patroli suatu negara. Biasanya setiap kapal selam militer dilengkapi dengan senjata seperti meriam kanon, torpedo, rudal penjelajah, rudal anti pesawat, serta rudal balistik antar benua.
2. Kapal selam nonmiliter
Kapal selam nonmiliter merupakan kapal selam yang digunakan untuk kepentingan selain militer, misalnya untuk penelitian alam bawah laut, pariwisata, menangkap ikan, dan lain-lain. 

MANFAAT KAPAL SELAM


a. Untuk kepentingan militer.
Kapal selam yang dibuat sejak zaman dahulu pada dasarnya dibuat untuk kepentingan militer suatu negara. Tak heran kapal-kapal selam yang dibuat sampai saat ini pun banyak dilengkapi dengan persenjataan modern. Kapal selam banyak digunakan untuk militer karena dapat dengan bebas menjelajah wilayah musuh tanpa bisa terdeteksi karena dilengkapi dengan anti detektor. Selain itu, kapal selam juga dapat digunakan untuk patroli wilayah suatu negara. 




b. Untuk kepentingan nonmiliter
Selain untuk kepentingan militer, kapal selam dapat juga digunakan untuk kepentingan nonmiliter seperti untuk penelitian alam bawah laut. Tidak hanya di dunia militer, ternyata Indonesia juga merupakan sebagian kecil bangsa di dunia yang telah melaksanakan penelitian dasar laut dan laut dalam (deep sea) dengan menggunakan kapal selam riset Jepang, Shinkai 6500. Enam ilmuwan Indonesia dan mitranya ilmuwan Jepang menyelam pada kedalaman lebih dari 2.000 meter di Palung Jawa pada Oktober 2002. Kapal selam juga dapat digunakan untuk keperluan wisata, seperti yang ada di Bali. Kapal yang diberi nama Odissey ini digunakan untuk melihat-lihat pemandangan alam bawah laut di Pulau Bali.
Sumber: